SejagadMedia.com - Ketua KPU Arief Budiman mendatangi kediaman petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal duni...
SejagadMedia.com - Ketua KPU Arief Budiman mendatangi kediaman petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal dunia usai Pemilu 2019. Kedatangan Arief untuk memberikan dana sumbangan sebesar Rp 36 juta.
Pantauan detikcom, Arief mengunjungi rumah keluarga korban di Jalan Pahlawan RT 001/RW 005, Kelurahan Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019). Arief tampak didampingi sekjen KPU Arif Rahman Hakim dan Ketua KPU DKI Betty Epsilon Idros.
Pemberian santunan ini diberikan kepada keluaraga Almarhum Umar Madi. Diketahui, Umar merupakan Ketua KPP TPS 68 yang meninggal usai melakukan pemungutan dan penghitungan suara.
Arief mengatakan pihaknya ikut berduka terkait meninggalnya Umar. Penyampaian dana santunan ini berikan langsung kepada Istri korban.
"Mudah-mudahan apa yang dilakukan almarhum, selama kerjanya menjadi ibadah. Saya atas nama keluarga KPU RI menyerahkan santunan," kata Arief.
Evi yang merupakan anak korban, mengatakan pihaknya berterimakasi, karena KPU telah membantu dengan memberikan santunan. Dia berharap KPU melakukan perbaikan agar kasus serupa tidak kembali terjadi.
"Terimakasi pak Arief sudah bersama kita hadir disini," kata Evi.
"Saya berharap kasus-kasus seperti bapak saya ini tidak terjadi, ini harus di review agar kedepannya dapat diperbaiki," ujar Evi.
KPU Verifikasi Data Petugas KPPS yang Meninggal dan Sakit
KPU mengatakan pihaknya terlebih dulu melakukan verifikasi sebelum memberikan santunan kepada petugas KPPS yang meninggal dunia hingga sakit. Verifikasi dilakukan oleh KPU tingkat kabupaten/kota.
"Verifikasi tidak dilakukan oleh KPU RI langsung, verifikasi kita akan minta dilakukan oleh KPU kabupaten/kota itu akan tersebar di seluruh tempat di seluruh wilayah Indonesia," ujar Arief.
"Kalau kami yang melakukan sendiri terlalu lama, yang penting kita susun SOP-nya standar verifikasinya secara jelas. KPU Kabupaten/kota nanti memberikan informasi hasil verifikasinya, lalu kita cek ulang begitu sudah memenuhi syarat langsung kita berikan santunan," imbuhnya.
Arief mengatakan saat ini baru dilakukan verifikasi administrasi, terkait nama dan alamat korban. Menurutnya, verifikasi akan dilakukan lebih detail terkait pembuktian keterlibatan sebagai penyelenggara hingga penyebab meninggal dunia.
"Supaya jangan sampai apa yang dilakukan oleh kita itu malah menimbulkan problem belakang hari, dan hari ini kita sudah tuntaskan apa yang harus diselesaikan hari ini," tutur Arief.
Sebelum Meninggal, Umar Cerita ke Putrinya: Bapak Senang Jadi Ketua KPPS
Umar Madi, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 65, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat yang meninggal karena kelelahan bertugas di Pemilu 2019 dikenal aktif di masyarakat. Sebelum meninggal, Umar bahkan mengaku senang bisa terlibat menjadi Ketua KPPS pada pesta demokrasi tahun ini.
Hal itu disampaikan anak almarhum Umar, Evi Erwiyati usai menerima uang santunan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI di kediamannya, Sukabumi Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (3/5/2019).
"Bahkan sebelum hari pencoblosan atau sebelum ini bapak sempat telepon, beliau mengatakan bahwa bapak senang melakukan ini," kata Evi menirukan perkataan ayahnya.
Evi menuturkan, almarhum ayahnya sudah sibuk bekerja membagikan surat undangan atau formulir C6 pada tiga hari sebelum hari pemungutan suara. Kemudian, pada hari pemungutan suara yakni pada 17 April ayahnya pun sudah sibuk bekerja sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 10.00 WIB keesokan harinya.
Lebih lanjut, Evi mengungkapkan almarhum ayahnya mengalami kelelahan usai menyelesaikan tugasnya sebagai Ketua KPPS. Pada tanggal 24 April, Evi mengatakan ayahnya memang memiliki riwayat penyakit jantung dan dilarikan ke RS Pelni, Petamburan, Jakarta Barat.
"Setelah masuk RS Pelni dia nyatakan bahwa bapak syaraf otak kirinya sudah mati semua, bapak mengalami kelumpuhan dan juga stroke," ujarnya.
Kepergian ayahnya membuat Evi sangat kehilangan. Terlebih, ayahnya adalah satu-satu laki-laki yang ada di keluarga. Sebab, kedua anak almarhum merupakan perempuan.
"Kami sangat kehilangan sekali karena satu-satunya laki-laki di rumah ini hanya bapak," ucapnya.(suara.com/detik.com)