Healmagz.com - Netizen dibuat heboh dengan pemberitaan hukuman gantung penyair muslim Ahmad An-Nu'aimi di Irak yang disebut-sebut dilaku...
- Website NU Garis Lurus dengan judul: Inilah Syair HEBOH Ahmad Nu’aimi Yang Membuatnya Dieksekusi Syiah. Diposting 2 hari yang lalu.
- Website PKS Piyungan (yang telah berganti domain menjadi Portal Piyungan) dengan judul: Gara-gara Syairnya Membongkar Kedok SYIAH, Penyair Ahmad Nu'aimi Digantung!. Diposting 12 jam yang lalu.
- Website Srandil dengan judul: Seorang Penyair Iraq Digantung Mati Oleh Pemerintah Syiah. Diposting 3 hari yang lalu.
Jika diurutkan berdasarkan waktu postingan maka didapatkan urutan yang memposting terlebih dahulu adalah sebagai berikut:
- Website Srandil, 29 Desember 2015.
- Website NU Garis Lurus, 31 Desember 2015.
- PKS Piyungan, 01 Januari 2016

Website Srandil dan NU Garis Lurus memposting tanpa menyebut sumber rujukan berita. Entahlah darimana mereka mendapatkan berita tersebut, apakah dari website orang lain berbahasa Indonesia atau bahasa asing atau hasil imajinasi karangan adminnya. Kemudian untuk website PKS Piyungan menyebutkan sumber tautannya dari website NU Garis Lurus.
Dari penelusuran di atas maka jelas siapa pelaku sebenarnya yang menyebarkan pemberitan yang mengatakan penyair Irak itu dihukum gantung oleh Syiah. Kemungkinan besar dugaan tersebut mengarah kepada website NU Garis Lurus dan PKS Piyungan karena fakta yang banyak tersebar di sosial media adalah bersumber dari kedua website tersebut. Sedangkan website Srandil sendiri tidak begitu jelas dan kecil sekali menyebabkan kehebohan media sosial.
Setelah kita mengetahui siapa dalang dibalik berita heboh ini, yang ternyata komplotan NU Garis Lurus dan PKS Piyungan, maka patut dipertanyakan benarkah validitas pemberitaan tersebut. Kenapa? Karena sudah diketahui khalayak umum bahwasanya website NU Garis Lurus dan PKS Piyungan acapkali menebarkan berita hoax, fitnah, dan kebencian antar sesama manusia, dan suka menyalahkan dan menyesatkan orang lain. Semua orang sudah faham akan hal ini. Untuk itulah keduanya perlu dipertanyakan dan diragukan.
Perrlu diketahui, NU Garis Lurus yang mengaku-ngaku sebagai NU pun tidak jelas karena tidak diakui oleh para ulama, kiai, habaib Nahdlatul Ulama. Bisa dikatakan NU Garis Lurus itu "Khawarij"-nya jam'iyyah NU, yang artinya bukan NU lagi, hanya mengklaim diri secara sepihak sebagai NU. Sama halnya dengan Wahabi Salafi yang mengklaim dirinya sebagai Ahlussunnah wal Jama'ah padahal bukan. Kenapa mengaku-ngaku? Ya karena memang tidak diakui.
Lain halnya dengan PKS Piyungan yang dulu saat kampanye pemilu digadang-gadang sebagai agen resmi rujukan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tiba-tiba setelah kalah partainya dibuang begitu saja dan tidak mengakui keberadaan website tersebut. Dikatakan oleh pemimpin PKS bahwa website PKS Piyungan hanya merugikan partainya dan bukan PKS. Padahal jelas-jelas website PKS Piyungan dikelola oleh kader-kader partai tersebut. Diakui atau tidak oleh PKS, masyarakat sudah pintar-pintar dan faham masalah ini.
Hasil Investigasi Berita dari NU Garis Lurus dan PKS Piyungan
-- HOAX Situs NU Garis Lurus (NUGL) dan Portal Piyungan (eks PKS Piyungan, PP) kemarin menyebar berita tentang penyair bernama Ahmad Nu'aimi yang dieksekusi mati (digantung) hanya karena menulis syair berjudul "Nahnu Sya'bun La Yastahyi" yang berisi tentang kejahatan Syiah. 'Penyair' ini digantung di Irak yang pemerintahnya disebut PP sebagai "dipegang oleh Syiah di bawah kendali Iran". (Tautan berita NU Garis Lurus: http://www.nugarislurus.com/…/inilah-syair-heboh-ahmad-nuai…; Tautan berita Portal Piyungan: http://www.portalpiyungan.com/…/gara-gara-syairnya-membongk…) Berita PP merujuk ke situs NUGL. (Agaknya mereka berdua, juga situs lain yang 'begituan', suka saling merujuk satu sama lain.) Sementara berita di NUGL tidak jelas sumbernya, dari situs atau media apa di luar negeri dia merujuk. Tautan berita ini sudah disebar ke mana-mana (FB, Twitter, Whatsapp). Para fans dan penggembira kedua situs itu bersorak dan merespon dengan mengutuk-utuki Syiah (sebagian muncul di beranda FB dan Twitter saya). Karena itu saya harus meluruskannya di sini. Dengan berbekal 'common sense' ditambah sedikit daya kritis serta sedikit wawasan tentang jurnalisme, sesungguhnya kebenaran berita itu tak sulit untuk diragukan. Pertama, jelas, soal validitas sumbernya. Berita sekrusial hukuman mati umumnya akan menyedot perhatian internasional, atau setidak-tidaknya diberitakan di media-media besar profesional, apalagi kalau beritanya janggal (dihukum mati 'hanya' karena syair). Berita NUGL dan PP dalam soal ini sudah cacat. (Beberapa hari lalu situs Republika Online keliru menyebut Iyad al-Baghdadi [kalau Anda rajin twitteran dan mengikuti berita Arab akan tahu nama ini] sebagai simpatisan ISIS hanya karena namanya mirip dengan 'khalifah' ISIS. Kalau media 'sebesar' Republika Online saja bisa terjatuh dalam kesalahan fatal seperti itu, apalagi situs-situs yang 'begituan'.). Kedua, berita sekrusial hukuman mati semestinya menyebutkan si terhukum melanggar undang-undang apa; dia diadili dan lalu dieksekusi kapan dan di mana persisnya; tak ketinggalan sedikit biografi si terhukum itu. Dalam hal ini, berita NUGL dan PP juga cacat. Ketiga, kalaupun berita itu benar (sekali lagi, kalau memang benar), atribusi pemerintah Irak sebagai "Syiah" adalah overgeneralisasi. Kepala pemerintahan Irak saat ini memang orang Syiah, tapi kabinet dan parlemen Irak diisi oleh orang-orang Syiah dan Sunni dalam jumlah yang hampir berimbang. Rasio Syiah-Sunni di Irak sekitar 55:45 persen dari total orang Islam di Irak. Artinya, penjatuhan hukuman mati itu, bila dilakukan atas nama negara, adalah tanggung jawab bersama pemerintah Irak yang berisi Syiah juga Sunni. Dengan tambahan tenaga untuk mau repot menelusuri sumber-sumber berbahasa Arab juga bisa didapati bahwa berita itu hoax. Pertama, ketua himpunan penulis dan penyair Irak (Ittihad al-Kuttab al-'Iraqi), Fadil Thamir, menyatakan berita itu tak benar. Dia juga menyatakan bahwa mestinya kalau ada berita sepenting itu organisasinya sudah tahu. Selain itu dia juga mengatakan bahwa berita itu mula-mula menyebar di Twitter dan kemudian diberitakan di beberapa situs berbahasa Arab (yang agaknya kemudian dikopas NUGL dan PP). Lebih penting lagi, Fadil belum pernah tahu ada 'penyair' bernama Ahmad Nua'imi itu. (Cek tautan berita berbahasa Arab ini: (1) http://www.okaz.com.sa/24x7/Articles/20151228/article41303.htm; (2) http://www.elwatannews.com/news/details/886792; (3) http://www.youm7.com/story/2015/12/28/%D8%B1%D8%A6%D9%8A%D8%B3-%D8%A7%D8%AA%D8%AD%D8%A7%D8%AF-%D9%83%D8%AA%D8%A7%D8%A8-%D8%A7%D9%84%D8%B9%D8%B1%D8%A7%D9%82-%D9%8A%D9%86%D9%81%D9%89-%D8%A5%D8%B9%D8%AF%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D8%B4%D8%A7%D8%B9%D8%B1-%D8%A3%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D9%86%D8%B9%D9%8A%D9%85%D9%89/2512521 Kedua, dari situs Iran, gambar yang dipakai dalam berita NUGL dan PP itu ternyata adalah gambar hukuman gantung terhadap pembunuh berantai 5 perempuan dan, lebih penting lagi, itu kejadian tahun 2011 di Qazvin, Iran, bukan di Irak tahun 2015. Sumber gambarnya adalah situs ini, yang menampilkan siapa yang memfoto kejadian itu dan kapan beritanya diunggah (saya tak bisa bahasa Persia; maka saya membacanya dengan bantuan google translate):http://www.niksalehi.com/newspaper/view/025155.php. Jadi, sudah cacat dalam soal validitas sumber berita, NUGL dan PP (juga situs Arab yang dikopasnya) keliru mengatribusikan gambarnya. *** Berita hoax semacam ini, yang diimpor dari Arab dan di-frame untuk mengobarkan konflik Sunni-Syiah di Indonesia sudah beberapa kali (atau banyak kali) menyebar. Berita-berita itu ditelan begitu saja oleh para fans NUGL, PP, dan situs-situs 'begituan'. Bayangkan saja efek fitnah yang diakibatkannya ketika berita begitu disebar luas melalui jejaring sosial dan grup-grup whatsapp, lalu diimani tanpa kritis--dan kita naasnya tak bisa mengontrolnya. Sudah tak bisa dikontrol dan membongkarnya tak mudah, para fans ‘begituan’ enak saja menyebar berita hoax dengan jempolnya. Ironisnya, para fans yang terbiasa mengatakan "hadis ini disahihkan/ didha'ifkan al-Albani", juga yang membanggakan ilmu hadis yang punya prosedur kritis untuk melakukan validasi riwayat dan reliabilitas perawi ("jarh wa ta'dil") tiba-tiba tumpul ketika menerima berita 'begituan'. Saya, hamba yang fana ini, berharap ada orang-orang yang punya upaya khusus dan fokus mengungkap kabar-kabar hoax. Tidak mudah, dan butuh tenaga berlebih dan merepotkan memang. Namun demikian, saya berharap semoga waktu yang diluangkan orang-orang itu untuk membongkar dusta mendapat limpahan berkah Tuhan. --------- PS: Ini baru soal kebenaran beritanya. Adapun soal kebenaran data sejarah yang menjadi isi ‘syair’ di berita itu perlu pembahasan lain yang lebih panjang.
Meskipun berita yang dilontarkan admin NU Garis Lurus dan PKS Piyungan adalah hoax dan fitnah, tidak sedikit pengguna online yang termakan fitnahan media tersebut. Bahkan beritanya dikomen dan dibagikan ratusan kali. Secara tidak sadar, mereka telah ikut andil dalam menebar fitnah dan berita bohong, astaghfirulloh... Oleh karena itulah, kita mesti berhati-hati, terlebih kita sebagai umat Islam yang diajarkan untuk tabayyun dan klarifikasi agar tidak menyesal di kemudian hari. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ ﴿سورة الحجرات: ٦
"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (Quran Surat Al Hujurat: 6)
Rasulullah Shollallohu 'Alaihi wa Sallam juga bersabda:
"Seseorang hamba yang membicarakan sesuatu yang belum jelas baginya (hakikat dan akibatnya), akan dilempar ke neraka jahanam sejauh antara timur dan barat." (Hadits Riwayat Muslim)
sumber: muslimedianews